Saturday, August 31, 2013

After Graduated

Di malam ini, tiba-tiba kuteringat pada slide yang telah kubuat pada saat semester 3. Saat itu tugas kami adalah membuat presentasi mengenai goals kami setelah lulus dari kampus perjuangan kami. Waktu itu dosenku bilang, kami semua harus percaya kalau satu persatu goals tersebut akan tercapai, dengan niat juga tentunya. Dengan penuh semangat dan tekad yang bulat, aku membuat presentasi tersebut.

Waktu terus bergulir. Tak terasa sudah dua tahun lalu aku membuat life goals tersebut. Hingga aku lupa mengenai isi presentasi tersebut. Namun jika diingat lebih jauh, ternyata satu persatu goals dalam hidupku akhirnya tercapai. Lulus sidang di usia 19 tahun udah masuk ke dalam daftar checklist. Cumlaude? Yeah, beruntungnya aku tidak terdaftar ke dalam mahasiswa jurusan yang sulit dapat nilai cumlaude. Tapi sungguh, predikat cumlaude tidak terlalu penting untuk mahasiswi lulusan desain grafis seperti aku ini. Ya jurusan kamu, kamu, dan kamu, asal universitas dan nilai IPK itu hal yang paling penting kan jika untuk melamar pekerjaan. Tapi jurusanku? HAHA terima kasih sama sama, agensi kreatif sama sekali tak membutuhkan latar pendidikan seperti itu. Terlebih dahulu mereka melihat hasil kerja kami, para lulusan desain grafis, sebelum memutuskan untuk menginterview kami. Terdengarnya curang, ya. Tapi ini justru fair, ketika bukan nilai yang dipertaruhkan, tapi kemampuanmu sendiri :)

Sebagai lulusan diploma yang baru saja berumur 20 tahun, ini sulit. Aku diharuskan untuk bertarung mendapatkan pekerjaan dengan orang-orang yang lebih senior. Sungguh, ini jauh sekali lebih sulit daripada mendapatkan sekolah negeri. Logikanya, namanya senior, portofolionya lebih banyak, dong. Lah ini fresh graduated, kasarnya, bisa apa, sih? Kenapa harus ambil yang fresh graduated kalo ada yang lebih kompeten?

Besok udah ganti bulan. Aku lulus sudah dari akhir Juli. Yaaa ternyata sudah sekitar sebulan aku seperti orang yang nggak punya occupation (kalo kata Friendster, situs terkeren di eranya). Ngeapply sana sini, nggak ada yang dipanggil. Padahal aku nggak cuma ngeapply ke ahensi kelas atas lho, tapi juga ada yang biasa-biasa aja. Nggak ngerti kenapa kok nggak ada panggilan. Apa portofolioku terlalu nista hingga mereka enggan untuk menolehnya? I dunno.

Salah satu teman di kampus seberang bercerita jika dia baru saja diterima magang di kantor incaranku sejak aku masih menjadi mahasiswa tingkat 2. Iri? Tentu saja. Meskipun hanya magang, dia bisa mencicipi rasanya bekerja di ahensi worldwide. Dan tahu apa? CV miliknya yang berhasil lolos di ahensi tersebut adalah CV hasil layout buatanku. Whew! Hasil karyaku dipertunjukkan disana dan lolos, lho... meskipun bukan dengan namaku :')

Waktu tahu temanku itu bisa berhasil lolos ke ahensi tersebut, kucoba untuk melihat sisi positifnya sampai kuabadikan lho di twitter. Kurang lebih twitnya begini, "Rejeki nggak akan salah alamat."

N U NO WAT, as I said before, rejeki-nggak-akan-salah-alamat itu terrealisasi padaku di waktu yang tepat. Masih berhubungan dengan twitter, siapa yang nyangka kalo hanya dengan mention, "Hai mbak, sini mahasiswi desain grafis. Baru aja lulus :3", akan ada keberuntungan yang berpihak padaku. Secara tiba-tiba, aku diminta datang ke kantor si mbak yang kumention itu tepat setelah twit itu dilayangkan. Lho, yang mention banyak lho, terus kenapa aku? I dunno, that's my luck. And another surprised, gedung kantor yang harus kudatangi sore itu adalah gedung yang sama dengan perusahaan yang pernah kukirimkan CV + portofolio sebelumnya. Dan ternyata mereka selantai. SATU LANTAI, hanya berbeda pintu. Ohmeeennnnn. Haruskah sesempit itu?

Singkat cerita, sudah dua minggu ini aku bekerja sebagai freelance graphic designer di kantor ini, MEC Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak pada bisnis media buying & media planning. Iseng googling, ketemu artikel dari wikipedia, ternyata kantor ini jauh dari kalimat kantor yang biasa-biasa aja. Potongan kalimatnya, "...is the world’s largest advertising media company in terms of billings". Ya, artiin sendiri lah maksudnya apa. Kantor ini pun juga berpartner sama advertising agency multinasional yang juga menjadi incaranku sejak lama. Hmm..

Bersyukur? Banget. Iri? Itu telah berlalu, kan. Biarpun hanya seorang freelancer, tapi aku bersyukuuuur banget. Siapa juga yang pernah nyangka kalo anak ingusan seperti aku bakal nyicipin meja kerja ahensi multinasional, meskipun hal ini terjadi karena lagi lagi, ada faktor luck yang tinggi. Dan jika diflashback ke presentasi semester 3 tersebut, tau nggak apa pekerjaan impian aku tepat setelah lulus kuliah? Jadi freelancer! Akhirnya hal ini terwujud setelah banyak angan lainnya melintas di pikiranku.

Untuk menjadikan goals dalam hidup ini pada sebuah kenyataan itu butuh proses. Ibarat bayi, nggak ada bayi yang langsung bisa berjalan, pasti merangkak dulu. Begitupun hidup kita. Pencapaian itu tidak datang secara bersamaan, melainkan satu persatu.

Aku nulis postingan ini nggak ada maksud sombong. Just for sharing, kok. Intinya, jangan takut bermimpi setinggi-tingginya. Kalo ada tekad yang bulat dan itu memang baik bagimu, Tuhan akan buka pintu rezekimu selebar-lebarnya. Dan jangan lupa, rezeki nggak akan salah alamat ;)

CHECKED!