Tuesday, April 26, 2016

Boundless Spirit

A very peaceful morning with Lights acoustic version by Ellie Goulding brought me here, to my deserted blog. Certain people clicked on my blog only want to find how to life in advertising agency, a field of company who force their workers to stay awake till the late night everyday --- except in my current office. But today, I'm not going to talk about that. I'm going to tell you about my future, the topic which blocking my mind in these several days.

Last week was the last day for my IELTS class. I read in another blog that after they complete their IELTS course, they can reach the minimum score to be allowed in register the overseas university. Yeah I'm happy with their achievement, but I'm feeling disappointed with my capability. My last prediction test was terrible, especially in reading section. My concentration distracted during the test, because the guy who sat next to me is extremely clever, he could finish every section so fast and yeah, I didn't finish my reading test, I didn't answer about 10 numbers. And the most heartbreaking moment when my native teacher told me to take a course in General English, to enrich my vocabulary and also fixing my grammar. Oh My God, I'm tired in attending english course because this IELTS course is the third class that I've been taking since January 2015. Moreover there's no guarantee to success in IELTS if I take any more courses.

I think I've made the readers on this blog feeling confused. A few years ago, I vehemently told in this blog that I really want to be advertising worker. But now, I need something more challenging in my life. I'm not comfortable if I do the same things everyday and you have to know that the graphic of my daily life is currently stagnant. It's terrible, guys. I don't want to be like my colleagues who spending their whole time here, especially if their incumbency never change during that long time. Stagnant skills and stagnant salary for many years.... Hmm, sounds awful for me. Improvement is a need, at least for myself. When I could reach a goal, reaching another goals is a must. Becoming a foreign student is amazing, guys. You can enhance your skill in your aspired scope, learn a new culture even the psychology of a society in abroad, and don't forget, the ability of English language also can be increased. You can find another perspective from people in another country.

I still remember about my previous dream to become an art director in advertising agency. Since my company have different regulation about separating graphic designer and art director team, I'm no longer think about that dream, neither my occupation as a graphic designer. As I said before, my passion as a graphic designer starting to become zero. I miss those challenging arena. Everyday I only do my revision, both from the client and account director (???). Sometimes I miss to take a part of a pitch or new project, but I'm a lil bit trauma of getting revision from the account team, because they don't send my project to the clients before getting approval by them whereas I have a creative director to monitor my project. It's like your design is for account director, not for the clients, because she thinks that she knows what client wants. And then clients will think that the speed of graphic designers in my company while doing a project are sooooo slow because I have to revise my design based on what the account team want. Horrible.

Back to the topic. Previously I don't think that my english course will as far as happened now. At first I only thought about preparing myself to work in multinational company but my previous english classmate make me think about taking master degree. They inspired me a lot because some of them were attending in master class at UI. They introduced me about LPDP, the scholarship from ministry of finance. Yeah, they were funded by LPDP for their master education. After completing my english course at LBI, I met more incredible friends at IALF and I realized that I'm still far from being a clever student. You can see from this article, a lot of grammatical error, kan? But I won't give up, I have to prove, at least for myself, that I can reach my dreams. I have to push myself into the limit, to change my life, to push me into more challenging arena. This is funny, I want to study hard in my 20s, not in my teens age. But it's okay since somebody said that we have to learn in our whole life. Since I got some comments from the readers of this blog that they feeling inspired after read this blog, I was determined to always be able in inspiring many people in many ways. Thanks guys :')

If you don't go for your dreams, what is your life about?

Sunday, January 3, 2016

Saya Telah Jadi Anak Ahensi

Satu tahun sudah saya nggak nulis apa-apa di blog ini. Hilang begitu aja, tanpa kabar, tanpa asa yang menggebu-gebu untuk menceritakan apa yang telah terjadi pada hidup saya di dalam situs pribadi gratisan saya ini. Sambil membersihkan debu-debu dan sarang laba-laba yang telah banyak melekat di dalam blog ini, saya akan menceritakan apa yang sudah terjadi pada satu tahun belakangan ini.

Meruntut dua postingan saya mengenai saya yang kepingin banget jadi anak ahensi sejak tiga-empat tahun yang lalu (sepertinya dari 2012), finally saya kesampaian juga untuk jadi bagian dari dunia per-ahensi-an itu. Februari 2015 saya resmi resign dari kantor event organizer yang telah saya ceritakan pula sebelumnya. Yaaa, nggak lama dari postingan saya bulan Desember 2014, Januari-nya akhirnya ada ahensi yang rela 'mungut' saya untuk bisa jadi bagian dari mereka. Kala itu saya senengnya bukan main, yaiyalah, mimpi saya dari tahun 2012 itu akhirnya tercapai juga di 2015. Butuh waktu tiga tahun untuk bisa menaikan kemampuan saya agar portfolio saya bisa dilirik oleh mereka. But unfortunately, saya belum bisa untuk menaikan level saya ke jenjang yang lebih tinggi, art director yang kerjaannya ngonsepin iklan. Hingga detik ini saya masih aja jadi graphic designer dan di kantor saya sekarang ini, graphic designer bukan bawahannya art director. Di sini art director sama graphic designer beda tim. Kalo AD yang ngerjain iklan, kalo GD yang ngerjain keperluan BTL atau desain-desain kayak bikin packaging dll.

Awalnya saya enjoy dengan kerjaan saya yang kebanyakan bikin desain packaging itu. Permen sefenomenal "Manis Asem Asin Rame Rasanya!" atau biskuit sememorable "Imut, Enak Bergizi" bisa saya yang kecipratan ngerjain packaging-nya. Tapi kalian harus tau kalo bikin packaging itu prosesnya lamaaaaa banget, bisa bertahun-tahun. Waktu ngolah konsep dan ngolah desainnya pertama kali itu masih bahagia feelnya, tapi setelah itu, revisi revisi revisi (bisa lebih dari 10x revisi) dan dimasukin ke BPOM, you have to know that itu bosenin banget. Ketika kerjaan timnya art director udah ganti berkali-kali dalam beberapa bulan, tim desain masih harus stand-by dengan brand yang sama dari beberapa bulan/tahun yang lalu karena desainnya nggak kunjung-kunjung FA (final artwork, siap dicetak), meski dalam kurun waktu tersebut ada pekerjaan desain yang lain lagi, dari brand yang berbeda tentunya. 

Believe it or not, selama hampir satu tahun di sini, baru satu desain buatan saya yang udah naik cetak, itu pun sepertinya belum launching karena belum tanggalnya launching. Selebihnya belum ada yang FA. Satu tahun. Satu desain. Kacau. Fyi, desain yang belum launching itu (harusnya) belum boleh untuk diperlihatkan kemana-mana, termasuk untuk dimasukan ke dalam portfolio. Secara otomatis, desainer yang karyanya belum launching itu belum boleh pindah ke tempat lain karena karyanya masih nyangkut di status confidential. Sebenernya boleh aja nyebar CV ke tempat lain (yang tentunya portfolionya nggak memuat karya yang belum launching itu), tapi kalau yang kayak saya, satu tahun satu desain, mau jualan apa? Portfolio tahun kemarin, saat masih di kantor lama?

Ngomongin pindah-pindah kantor, di akhir 2015 kemarin saya sempet kepikiran akan hal itu. Rasanya nakal banget sih, baru juga mau setahun, masa udah kepikiran hal itu? Gimana jadi temen-temen saya yang udah dapet emas berkali-kali? Fyi lagi, di kantor saya itu yang udah mengabdi di atas 6 tahun dapet reward berupa emas batangan, cuti satu bulan, dan sejumlah uang dengan mata uang US dollar. Penghargaan tersebut diberikan setiap kelipatan enam tahun masa kerja, jadi misalnya masa kerja 6 tahun, 12 tahun, 18 tahun, dst. Nah di kantor saya, kerja 4 tahun aja masih dibilang sebentar, karena yang mengabdi udah lebih dari 20 tahun aja ada! Masa saya yang istilahnya baru masuk ini udah kepikiran keluar lagi? But from the deepest of my heart, I'm getting tired. Jujur-jujuran aja ya, kerjaan saya di kantor lama, kantor yang saya pikir saya nggak akan berkembang di sana, ternyata kerjaannya jauh lebih challenging daripada kerjaan saya sekarang. Menurut saya lho. Karena dulu nggak cuma desain, tapi saya juga ngonsepin event, bener-bener gali mulai dari nol, trus sering banget ikut pitching dan lebih banyak yang golnya daripada yang kalahnya (ini sih salut sama bos saya juga sih, cara dia presentasi selalu bisa meyakinkan kliennya sehingga konsep yang udah kami buat bisa terdelivered dengan baik ke kliennya). Secara load kerjaan, di kantor sekarang karena ada banyak banget timnya dan orangnya, kalo lagi nggak ada kerjaan, saya bisa aja nggak ngapa-ngapain selama seminggu penuh. Dulu-dulu sih seneng, apalagi kalo momennya pas banget, misalnya habis hectic kerjaan dateng bertubi-tubi, trus setelahnya dikasih waktu senggang begitu. Tapi sekarang-sekarang malah jadi mikir, I'm 22 years old and I do nothing in the office. Masih muda dan kebanyakan waktu senggang itu seakan mematikan otak, tau. Agak 11-12 sama petuah yang pernah disampaikan bos saya di kantor lama, gini kurang lebih, "Makin banyak tidur makin bodoh kamu, nak.". Oh yeah, I always thinking about that during my 'leisure' time.

You know what? Jam-jamnya nggak ada kerjaan di kantor itu adalah masa paling serba salah di kantor. Mau Facebook-an, kalo terus menerus nggak enak dilihat orang lain, disangkanya ini anak nggak ada kerjaan apa kok Facebookan melulu. Mau nonton film, di sini bukan bioskop, kels. Mau ikut kontes desain, eh kerjaan sampingan yang udah pasti berbayar aja belum disentuh. Mau ngerjain kerjaan sampingan, rasanya nggak etis. Belum lagi mesti siapin jawaban kalo lagi ditanya ini itu. Belum lagi pula kalo ada yang kurang ajar teriak-teriak, "Cieee Talita ngerjain side job.." Sehingga semua orang tau. Minta disumpel pake kaus kaki busuk apa ya. Gitu deh, serba salah kan. 

Saya masih nggak tau apa rencana saya di tahun ini. Terasa banget masih blur-nya. Dua tahun masa kerja masih jadi graphic designer yang nggak kunjung naik kasta, tujuan masuk ahensi buat ngerjain iklan, sampe sekarang masih belum dapet amanah untuk ngerjain itu, masih aja nyangkut di kerjaan packaging yang sebenernya bukan nggak doyan ngerjainnya, tapi kalo emang saya pengen ngerjain packaging, saya larinya nggak akan ke ahensi iklan, kali. 

Dilematis mau pindah kantor, tapi statusnya belum jadi art director di sini, rasanya sulit untuk lolos jadi art director di kantor berikutnya, meski jadi junior sekalipun. Portfolio iklan nggak ada, awards-awards-an juga buru-buru deh, seumur-umur dapet piala aja belum pernah :'). Ya kan dibilang seumur hidup bisa lolos ini itu cuma modal hoki doang hahaha. Mana kepikiran mau coba lanjut sekolah juga lah, karena kalo nggak lanjut sekarang, nanti keburu ketuaan terus nggak jadi lanjut sekolah.

Yhaaa udahlah, seperti biasa, hampir setiap postingan dalam blog ini memang selalu terasa menggantung dan tanpa konklusi. Awal tahun dan tanpa resolusi... It's not a big deal, Lita. Semoga aja hari-hari setelah postingan ini dimuat, pencerahan itu akan segera datang kepada saya. Harus selalu yakin, God knows the best for us, yes :)

Have a good day, pals!